Minggu, 12 Agustus 2012

Blogger Energy Jiwa yang Hampir Mati


 Asalam'mualaikum wahai sahabat blogger. 

Tadinya ane mau merangkai kata2 yang indah seperti dulu sewaktu ane masih suka nulis. Tapi berhubung sudah hampir 2 tahun neh blog ga ke urus jadi masih agak kaku. :D

Nah!! entah dari mana datangnya energy positif sehingga ane bela2in untuk mencoba mengupdate kembali neh blog. Bisa jadi setelah ane masuk dalam komunitas kecil yang diberi nama "Blogger Energy". Dibentuk oleh teman2 baru dan menurut ane ini merupakan langkah awal yang sangat positif untuk kembali menghidupkan blog ini kembali. Apakah anda tahu.. "Blogger Energy..?"

Sebuah komunitas kecil dan ane yakin akan menjadi besar jika semua para anggotanya fokus akan tujuan awal membentukan "Blogger Energy" itu sendiri. Yaitu Dikhususkan untuk para Blogger yang mengganggap blog adalah buku harian online". Dalam pengertian disana tak ada unsur2 Jual beli (promosi terselubung), copas dari blog lain, tutorial dan lain sebagainya. Saling berkomentar dan menjadi pengikut blog para anggota dan sebagainya dan sebagainya. Bukankah itu merupakan hal yang sangat positif..?? 

Dan dari sanalah mari jika teman2 yang lain merasa terpanggil untuk bergabung dalam komunitas kecil kami ini. silakan klik link berikut ini. https://www.facebook.com/groups/bloggerenergy/
Harapan saya dan harapan teman2 para anggota lainnya dengan adanya "Blogger Energy" ini. Kita bisa saling menjalin rasa persaudaraan sesama bloger diseluruh wilayah Indonesia tidak menutup kemungkinan juga dari teman2 kita yang berada diluar negeri. (maksudnya teman dari Indonesia yang tinggal diluar sob) xiixiixi

Oke segitu dulu cerita ane hari ini. Soalnya masih rada kaku ane untuk nulis lagi. heheh.. maafkan..

NB. Wujudkan partisipasi anda jika anda tertarik ikut gabung dalam komunitas "Bloger Energy" dengan memasang Barner "Bloger Energy" didalam blog anda dan mengundang teman2 yang memang satu tujuan bersama kita. Dan jangan lupa jika anda sudah diterima didalam group langsung bisa melakukan regestrasi "Edit Dokument" dan masukan data anda bersama blog anda. Dengan begitu kita bisa saling mengikuti dan saling mengomentari. Salam
Cara pasang barner :
Bisa dilihat didalam berkas group "Blogger Energy"

Senin, 09 Agustus 2010

Surat untuk Saudaraku Ari-Ari


Dear My Brother

Saudaraku, apa kabarmu disana ? akh, tentunya kabarmu baik bukan. Tak seperti aku di sini yang selalu buruk. Saudaraku Ari, maafkan jika kedatangan suratku ini menggangu aktifitasmu. Hatiku sedang gundah, aku tak tau lagi harus bercerita kepada siapa kecuali kepada dirimu. Mohon dengarkan apa yang ku tulis ini.

Saudaraku Ari, ini adalah suratku yang pertama yang bisa ku tuliskan kepadamu. Sebagai tanda aku ingin kau tau keadaanku disini begitu suram. Terlebih sejak virus sialan itu menempel ditulang belakangku 3 tahun yang lalu, yang menyebabkan aku tak bisa bergerak bebas seperti kita dulu pernah bersama di dalam rahim itu. Ya, itulah kini keadaanku sekarang. Benar-benar sekarat saudaraku..!!. Mimpi-mimpi indah kita sewaktu disana semuanya kandas. Janji-janji yang pernah kita ucapkan dulu juga tak bisa membuat aku bangkit dari kesengsaraan ini. Aku menyerah saudaraku..!! benar-benar tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.

Tapi jangan kau kira aku tak berusaha saudaraku. Segenap kekuatan dan kelemahanku sudah ku kerahkan semuanya. Namun selalu gagal dan gagal. Aku tak tau lagi apa maksud dari ini semua. Benarkah Tuhan itu ada saudaraku...?. Kalo benar, mengapa Dia tak pernah menjamah Doa ku..?. Apakah Dosaku terlampau besar Bagi-Nya hingga aku tak pernah lagi dianggap-Nya ada di muka bumi ini. Akhh, aku benar-benar gundah saudaraku. Sedih bercampur muak aku disini. Benar-benar ingin segera menyusulmu. Tapi aku takut jalan pintas yang aku lakukan malah tak bisa bertemu denganmu. Aku lelah saudaraku, bahkan sangat lelah..

Saudaraku Ari, melalui surat ini aku ingin kau lakukan sesuatu untuk ku. Untuk saudaramu yang sedang dirundung duka ini. Tolong kau laksanakan saudaraku..!!. Aku ingin kau bertemu Tuhan dan memohonlah untuk pengampunan semua dosa-dosa yang pernah aku lakukan dulu. Katakan kepada Tuhan saudaraku, aku masih ada di muka bumi ini, tolong lihat aku, tolong jamah doaku. Memohonlah itu kepada Tuhan saudaraku. Agar kelak nanti Dia bisa memberikan sedikit jalan terang untukku, agar aku bisa memerima dan melapangkan sedikit dada akan keadaanku yang sekarang ini. Aku mohon saudaraku, lakukan itu untuk ku.

Saudaraku Ari, ada satu lagi kegelisahan hati yang tak bisa aku tutupi darimu. Seperti yang ku ceritakan dari awal, dengan keadaanku yang sekarang ini aku tak bisa lagi mencari nafkah sendiri. Sudah aku coba sebisaku tapi hasilnya gagal. Berapa kali aku coba, hasilnya sama saja. Dan akhirnya aku malah menjadi parasit bagi ibu ku, Ibu kita saudaraku..!!. Persis seperti sewaktu kita di dalam tubuhnya dulu. Sebenarnya Ibu kita tak mempermasalahkan keadaan itu. Tapi saudara-saudara kita yang lainnya seolah sinis kepadaku. Mereka persis menganggap aku ini seperti anjing yang wajib di beri makan 2 kali sehari agar nyalak ku diam. Aku benar-benar tak bisa terima itu saudaraku. Aku ingin marah dan meledak-ledak seperti gunung pada masa klimaks. Tapi apa daya aku tak bisa saudaraku, aku tak bisa lakukan itu karna memang pada kenyataannya aku persis seperti binatang yang mereka sebutkan itu. Muak aku saudaraku.., hina sekali hidupku ini di mata mereka..!!.

Saudaraku Ari, hidupku benar-benar malang tapi aku tak pernah menyesal. Aku masih bisa terima keadaan ini dengan mengurung diri di balik tembok imajinasiku. Sendiri..!! hanya aku dan rasa sakit itu. Tapi sampai kapan aku harus seperti ini tanpa ada kepastian dari Tuhan untuk segera memberikan Hikmah-Nya dari semua ini. Apakah sampai rasa sabar di hatiku ini habis..?. Akhh saudaraku, sepertinya aku tak bisa menunggu itu lebih lama lagi. Segeralah memohon pada-Nya untuk sedikit kebahagianan ku disini saudaraku.

Saudaraku Ari, hanya itu saja yang bisa aku kabar kan pada mu dari sini. Aku harap kau tak mengacuhkan surat dari ku ini. Oya saudaraku, Istriku titip salam padamu. Dia bilang ingin sekali bertemu denganmu. Kau belum tau kan jika aku sudah menikah.?. Ya saudaraku, istriku ini hanya sepasang tongkat yang selalu menemani aku mengais rerumputan di depan halaman rumah, setiap pagi, menemamiku melatih kedua kaki ku ini agar aku bisa berjalan lagi sebagaima mestinya dulu dan mengejar semua ketertinggalan ku. Doa kan aku semoga bisa sembuh dari penyakit ini saudaraku. Salam Cinta dan Sayangku kepadamu saudaraku..


Tertanda Saudara kembarmu,

****


10Agust2010
Dunia4x6meter

_Iwansteep_

Jumat, 06 Agustus 2010

"Jaka KIKIR"


Jaka..!!. Lelaki Tua berumur 56 tahunan.

Sekilas jika di pandang persis seperti kakek tua sukses yang sedang menikmati hidup. Duduk di ”garang” (teras) rumah Panggung besar dan panjang hasil warisan keluarga yang tak dapat di jual. Di jemari tangannya terselip setengah batang rokok kretek yang menurut perkiraan ku 8-9 hisap lagi akan habis. 
Tatapannya pasti menatap senja yang sebentar lagi akan turun. Jangan tanyakan pada ku apa yang ia sedang pikirkan. Mungkin dia sedang menggali memory2 masa-masa kejayaanya tempo dulu. Mungkin saja begitu, aku tak tau juga, Namun itu lah kini kebiasaan jaka, duduk manis di garang rumah nyambil menikmati sebatang rokok menunggu detik-detik alunan speaker dari salah satu masjid hingga bersahut-sahutan menandakan magrib telah tiba. Saatnya menghadap Tuhan Jaka..!!.

Namun itu nanti, masih ada paruh waktu 30 menit lagi untuk menggali siapa sebenarnya jaka, sebelum dia beranjak pergi ke belakang entah itu mengambil air wudu’ atau pun hanya cuci kaki lalu tidur. Hahaha, ya, tak salah jika salah satu teman ku memberanikan diri menemaninya mengabiskan senja bersama. Satu bungkus rokok kretek merk apa pun, itu sudah cukup untuk membuat mulutnya berkoar tentang masa lalunya. Tak banyak orang yang berani lakukan itu, hanya teman ku yang agak strees ini brani menerima tantangan itu. Sobri namanya.
****

Di kampung itu siapa yang tak kenal Jaka. Namanya langsung melejit bak selebritis ketika acara khitanan anak bungsunya harus dirayakan dengan pesta mengalahkan pesta pernikahan Nia Ramadani dengan salah satu putra keluarga Bakri. ”Wah.., malah ngelantur kesana”. Hehehe, Tapi ini benar kawan, aku tak bohong. Di masa itu tak ada yang royal seperti jaka. Kambing 20 ekor, Sapi 6 biji, 50 Ayam potong. Jaka benar2 hebat!!. Seluruh orang di kampung sampai kecamatan hanya menggeleng2kan kepala ketika mendengar berita kehebohan dari sang Jaka. Pokonya Jaka dempoe duoeloe T.O.P. B.G.T. deh..

Anda pasti heran dari mana Jaka bisa se-tajir itu. Jangan berspekulasi dulu sebelum aku bercerita banyak teman. Santai, mari kita nikmati secangkir Teh hangat temani aku bercerita tentang si Jaka. ”Silakan di cicipi ”Martabak” hasil buatan ku kemarin senja.

Awal mula Jaka hanya seorang buruh sopir angkutan antar daerah biasa. Namun dimata juragannya Jaka adalah sosok seorang yang spesial. Orangnya jujur, tak neco-neco. Berbudi pekerti baik dan santun kepada orang tua. Lho, ”Apakah Jaka juga gemar membuang sampah pada tempatnya?” gagagaga. hanya bercanda teman. Jangan terlalu serius membacanya. Lalu dengan sifat dan sikap seperti itu. Sang Juragan pun akhirnya tertarik menjodohkan Jaka dengan anak gadisnya. Berharap suatu saat nanti Jaka bisa meneruskan usaha yang telah di rintis sang Juragan dari sejak muda.

Tepat apa yang sudah diramalkan oleh sang juragan. Jaka telah berhasil meneruskan usaha dari sang mertua. Ketika sang mertua meninggal dunia. Jaka mendapatkan warisan satu buah mini bus antar daerah itu. Sisa warisannya harus di bagi rata dengan anak2 dari sang mertua. Berawal dari satu mini bus hingga beberapa tahun kemudian beranak pinak menjadi 5 mini bus dan 2 mobil pribadi. Salah satu mobil pribadinya pun dia rental kan ke pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit. Apa kah itu masih belum cukup untuk mengambarkan kesukses’an Jaka?. Hmm, aku sudah tau permintaan mu teman. Jangan khawatir..

Tak hanya bergerak di bidang Angkutan Antar Daerah saja. Jaka juga memiliki usaha sampingan yaitu menyewakan tanahnya yang luasnya hampir 500 hektar untuk di garap petani menabur benih sawit dan pohon karet untuk di sadap 10-15 tahun yang akan datang, dengan membagian 30 : 70. ”Masih kurang..?”. Ada satu lagi usaha sampingan Jaka yang tak boleh di lewatkan. Ya.., 5 buah gedung berlantai 4 berisikan sarang burung walet. Aku rasa di zaman itu Jaka memang benar2 pantas di juluki ”To’ke dari segala jenis To’ke”. Gagagaga...

Tapi Jaka lupa peribahasa orang tua sewaktu itu. ”Semakin tinggi pohon berdiri,semakin kencang angin berhembus”. Jaka sedang menikmati masa2 punjak kejayaan-nya hingga lupa diri. Hoby-nya yang dulu hanya memancing dan memetik buah kelapa, kini berubah menjadi berjudi dan bermain wanita. Tak hanya satu kafe, mulai dari jarak 5kilo dari rumahnya sampai keplosok2 kampung dan kecamatan kenal Jaka si Raja Toe’ke. Akhinya apa yang di takutkan istrinya pun benar2 terjadi. Jaka kini mengidap sebuah filosofi baru,”Poligami.!!”. (Terlaluuu, betul tidak..?). ”Maaf bukan bermaksud mengingatkan anda kepada sosok seorang tokoh yang sering melantunkan kata-kata itu. Gagaggga.

Sang Istri juga bukan orang yang sembarangan. Dia adalah seorang yang berpendidikan, tak seperti jaka yang tamat SMP pun tidak. Setelah bentrok beberapa bulan, akhirnya pengadilan agama pun me-legal-kan perceraian mereka. Bagi istrinya Filosofi itu tak akan mudah hilang dari benak Jaka. Sekali Poligami akan tetap berpoligami. Karna kesalahan itu dianggapnya benar!. Dan istrinya tidak akan me’maaf-kan seseorang yang melakukan sebuah kesalahan yang dianggapnya benar!!. Sebuah pemikiran yang terperinci dari seorang yang berpendidikan!!. ”Dua jempol” buat mantan Istri Jaka yang pertama.

”Aku tak mau di madu, bukan harta yang aku cari yang aku butuhkan lelaki yang bertanggung jawab, setia dunia akhirat, titik!!”. Mungkin itu argument yang bisa kita dapatkan jika harus bertanya kepada mantan istri Jaka yang pertama. Hehehehe baru sebatas wacana bung.

Pelan namun pasti koleksi Jaka pun kian bertambah. Tak hanya mobil yang berjejer rapi di pekarangan rumah. Bini-nya pun kini ada 3, belum termasuk simpanan diBank. ehh.. salah.. maaf, Maksudnya simpanan ditempat lain yang tak di ketahui publik. Gagagaga.. Jaka, Jaka lagu mu sudah seperti Raja Minyak tanah saja. Haha

Namun kejayaan Jaka tak bertahan lama. Sedikit demi sedikit hartanya mulai terkuras. Judi dan bermain wanita adalah duet kolaborasi yang apik membuat dirinya hancur. Satu persatu aset berharganya pun hilang dari pelukannya.

Tanah, gedung, mobil, sampe ke dua bininya pun kini di sita pihak Bank. Lha, salah ding!!. kedua bini-nya nyang tu. sudah minta cerai sebelum pihak Bank datang. Wkwkwkk, Dan menyisahkan satu bini lagi yang masih mampu bertahan. Kita lihat saja nanti sebrapa lama dia mampu bertahan.
***

Mata jaka masih nanar menatap senja yang telah turun. Rokok di tangannya telah menyentuh garis pembatas. Dia ragu, apakah mau di sambung atau di sudahi saja sampai di situ. Teman ku terdiam. Dia mencari akal bagaimana cara memancing Jaka untuk bercerita kembali, sebab waktunya tak banyak. Tinggal 15 menit lagi sebelum Jaka menghadap Tuhan atau pergi tidur. Entahlah, hanya Jaka yang tau.

”Kek, sudah berapa lama kakek tak bertemu dengan anak kakek?”. Sobri bertanya dengan sangat hati-hati.

”Hmmmm”. Jaka hanya menghela nafas panjang. Sepertinya Jaka merasa berat untuk menjawabnya. Lama, baru sekitar 10 detik berlalu, perlahan tangan Jaka spontan menyamun satu bungkus rokok yang terkapar di atas lantai papan itu. Rokok telah di nyalakan, itu artinya Sobri telah berhasil memancing Jaka untuk menyambung cerita yang sempat tertunda tadi. Tapi kita tunggu sekejap setelah Jaka melakukan tarikan pertama dan menyemburkan kepulan2 asap dari tembakau itu hingga membumbung ke udara.
****

Seperti yang tertulis dari awal, dimasa jayanya Jaka setidaknya memiliki 4 orang Istri yang sah di mata hukum dan agama. Di luar itu penulis tidak bertanggung jawab. Hehehe, dari ke-empat bininya itu, hanya dua istri yang berhasil membuktikan kejantanan Jaka. Istri yang pertama dengan 3 orang anak dan istri yang ke-empat dengan satu orang anak. Setelah semuanya bercerai semua anak2 Jaka di boyong oleh mantan2 istri Jaka. Dan Jaka pun tidak ada upaya untuk mempertahankan salah satu dari ke-4 anak2nya itu untuk tinggal bersamanya. Bagi Jaka hanya membuat dirinya tak bebas bergerak. Untuk biaya administrasi Jaka hanya memberikan nafkah jika salah satu anaknya datang menemuinya untuk minta uang bulanan, itu pun jika mereka datang. Kalo tidak, ya sudah, berarti tak ada jatah raskin untuk ke-empat anaknya yang terbengkalai. Jaka memang kikir dan tak bertangung jawab lagi. Entah apa yang membuatnya berperilaku seperti itu.

”Sudah lama sekali nak, aku tak ingat betul, mungkin 25 tahun lebih aku tak pernah melihat anak2 ku dari istri ku yang pertama. Tapi anak ku dari istri ku yang ke 4 kira-kira 19 tahun yang lalu semenjak Ibunya meminta cerai kepada ku”. keluh Jaka sebari kembali menyeburkan bongkahan2 asap berwarna putih ke kuning2an itu. Kini mata nanarnya berubah sendu seakan menahan sesuatu.

”Lalu apa yang kakek lakukan setelah semuanya hancur?”. tanya sobri semakin berani.

”Memulainya dari awal”. jawab Jaka pasti. ”Berat, begitu berat, sampai hari ini pun rasanya masih mengikat”. Sambungnya lagi.

Setelah semuanya hancur dan tak menyisahkan harta apa pun termasuk istrinya yang kemarin masih bertahan, Jaka akhirnya kembali kerumah keluarga besarnya. Ya, rumah itu satu2nya warisan keluarga yang tak bisa di jual walau 80 persen dana untuk perbaikan rumah yang kemarin sempat reot itu dari kantong pribadi Jaka, itu sewaktu Jaka masih Jaya. Maklum Jaka sebagai anak pertama merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki rumah warisan keluarga itu.

Di rumah itu tak hanya Jaka yang membenamkan dirinya di sana. Masih ada Alm. Ayahnya, Alm. Ibunya, dan kedua soudaranya bersama istri mereka dan berserta anak2nya juga tentunya. Ya, mau bagaimana lagi kedua saudara2nya itu masih belum mampu mengontrak sendiri rumah walau hanya sepetak lahan. Jaka pun harus puas mendiami kamar kecil di belakang dekat pembuangan akhir.

Kalo dulu Jaka hanya ongkang2an kaki di rumah, uang datang sendiri, tapi kali ini Jaka harus menanggalkan egonya itu. Sebab mau tak-mau Jaka harus bekerja menafkahkan dirinya sendiri. Tak mudah memang bertarung dengan diri sendiri. Namun apa yang di katakan Jaka ”berat, bahkan sangat berat”. Memang benar adanya. Tak banyak yang mau menerima Jaka, hanya segelintir orang saja. Aku juga tak tau apa alasan mereka. Dan pilihan Jaka pun jatuh kepada mantan anak buahnya yang dulu pernah bekerja pada Jaka. Bisa di bilang untuk balas budi atas kebaikan Jaka yang dulu begitu royal kepada sang mantan anak buahnya itu. Ya, tak jauh dari profesinya sejak awal, supir!!.

Mantan anak buahnya yang dulu pernah di didiknya selama 5 tahun kini telah berubah menjadi seorang pemborong yang lumayan di segani. Tugas Jaka harus menemani sang majikan ke segala tempat yang dia inginkan. ”Berat, bahkan sangat berat”. kata2 itu masih melekat di kepala Jaka.

”Tapi kek, kata bapak ku setidaknya kakek dulu punya 6 orang istri, yang duanya kemana kek?”. Pertanyaan itu sepertinya merobek luka kecil tepat di hati Jaka.

Mata Jaka kini berubah agak menyeramkan. Tapi Sobri tak gentar. Sobri masih ”anteng” di posisinya dengan prasaan was-was. Sobri kira kakek tua bangka ini akan mengamuk, tapi perkiraannya salah. Perlahan senyum Jaka mulai mengembang, mungkin Jaka langsung terkenang akan sebuah kejadian masa silam. Dan Jaka pun mulai bercerita kembali.
****

Setelah semuanya berjalan normal sebagaimana mestinya. Jaka mulai merindukan sosok wanita lagi di sisinya. Tak hanya untuk menemainya di kasur, tapi juga merawat dirinya. Mencuci pakaiannya, atau pun sekedar mendaratkan ciuman di jidat sebelum dirinya pergi ke medan perang. Jaka rindu saat2 seperti itu. Beberapa kali Jaka sempat memohon maaf kepada mantan2 istrinya untuk berharap kembali padanya. Namun sayang, semuanya telah mengangap Jaka seperti sampah yang tak berguna lagi. Tapi bukan Jaka namanya jika tak bisa menahlukkan satu wanita pun. Tak ada gadis janda pun jadi!!. Wanita penjaga rumah makan langganannya pun, kini di gadang2 kan sebagai calon tunggal pendamping Jaka. Dan Setelah mereka menikah siri, Jaka pun hengkang kaki dari rumah keluarga besarnya itu. Mengontrak sendiri sebuah rumah mungil yang tak jauh dari tempat kerja istrinya yang ke-5 itu.

”Bapak mu itu sok tau!!, maunya hanya mencari2 kesalahan orang lain saja!!. Mana ada aku pernah menikah 6 kali. Yang ada juga 5 kali. Bilang nanti ke bapak mu. ”Ny. Sri” suka menanyakan dia”. Senyum Jaka mengembang seperti adonan Kue bolu.

”Ny. Sri Siapa Kek?”. Tanya Sobri agak penasaran. Info penting buat ibunya. Kata hatinya berbicara.

”Heehehe, tapi janji dulu ini rahasia kita berdua. Jangan di sebar luaskan ya ?”. Jaka sedikit mengultimatum. Pembicaraan mulai menghangat.

”Ayayaiii kapten.!!”. Jawab Sobri dengan tertawa..

Pernikahan dengan istrinya yang ke 5 ini ternyata agak tersendat juga. Seperti umur jagung. Hanya sempat bertahan selama 8 bulan kurang 3 hari. Tak ada lagi kecocokan diantara mereka. Jaka bilang istrinya itu suka mengatur, otoriter, cemburuan, egoi, becek, bau dan sebagainya. Dan istrinya pun juga bilang bahwa Jaka itu orangnya keras kepala, kasar, tak se-romatis waktu pacaran, letoy, nafsu besar tenaga kurang dsb juga. (Perseteruan antar mantan kekasih kita tak bloeh ikut campur). Wkwkwkwk...

”Gagal maning, gagal maning”. keluh Jaka dalam hati.

Hmmm, kali ini Jaka sepertinya frustasi. Untuk beberapa lama dia muak kepada wanita. Tapi lagi2 namanya juga Jaka, tak ”sreek” rasanya jika tak menyentuh seorang wanita pun. Ny. Sri, janda muda kembang desa yang kini memikat hatinya. Segala ilmu dan pengalamannya pun kini harus ia keluarkan untuk menaklukkan Ny. Sri. Jaka tak perduli ada beberapa saingannya yang tak suka dengan cara Jaka termasuk ayahnya Sobri. Dan dengan berbekal pengalamannya di dunia vagina dan payudara, akhirnya Ny. Sri bertekuk lutut di kaki Jaka. Jaka pun tertawa bangga. Hahaha. ”Aku adalah seorang pemenang..!!”

Kisah-kasih Jaka dan Ny.Sri sempat menjadi kontroversi di kalangan para penggila janda ini. Desas-desus kabar berita yang tak jelas begitu cepat menyebar melalui kabar angin. Ada yang bilang Jaka dan Sri telah menikah siri, namun ada juga yang bilang Jaka dan Sri hanya kumpul kebo’ saja. Tak ada yang tau pasti berita yang sebenarnya. Hingga pada suatu saat Ny. Sri menghilang begitu saja dari Desa mereka. Tak pelak kisah itu pun semakin memanas.!!.

”Sri kini telah mengandung anaknya Jaka dan sekarang telah pergi ke kampung lain untuk menutupi aib mereka!!”. Setidaknya itu adalah salah satu gambaran kabar angin yang kini mulai menghangat di Desa itu.

Jaka hanya diam membisu,tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, layaknya Selebritis Arilpeterporn yang diam membisu ketika di minta konvirmasi kebenaran kabar tersebut. Lhoo!! mulai ngelantur lagi aku, hahahakk.

”Memangnya apa yang sesungguhnya telah terjadi antara kakek dengan Ny. Sri.?”.
Lagi2 Sobri semakin penasaran. Lalu Jaka kembali melanjutkan ceritanya.

Sewaktu mengenal Sri, Jaka sebenarnya tidak seserius seperti mengenal mantan2 isrtinya dulu. Hanya iseng saja atas dorongan nafsunya itu. Plus untuk membuktikan bahwa dia masih unggul diantara para pesaing2nya itu. Beberapa kali Sri meminta Jaka untuk menikahinya. Tapi Jaka pikir tak mungkin. Sri memiliki 3 orang anak yang semuanya telah menginjak bangku sekolah. Dan Jaka tak kan sanggup membiayainya karna dia hanya seorang supir yang gajinya hanya cukup untuk kehidupannya saja. ”Mimpi aja lu!!”. kata Jaka di dalam hati. hhhaakk...

”Jadi selama itu kakek hanya kumpul kebo’ saja dengan Ny.Sri ya kek ?” pertanyaan sekaligus jawaban yang Sobri dapatkan setelah sempat menjadi misteri selama puluhan tahun itu. (Bueh..!!)

”Ya, kurang lebih begitu hehe..”. Sambung Jaka sambil tertawa.

”Truss, alasan Ny.Sri menghilang dari kampung itu apa kek ?”. Sobri merubah posisinya menandakan rasa penasarannya yang tak bisa dibendung.

”Akkhh, itu gampang, tentu saja Ny.Sri malu karena tak pernah mendapatkan kepastian dari ku kapan akan menikahinya, dan Ny. Sri bilang ”Mas Jaka ini maunya hanya mencoblos saja, giliran di tanya kapan mau nikah jawabannya nanti, nanti!! memangnya ”barangku” ini kertas pemilu apa !! asal coblos saja !!”. hahahha, mereka berdua tertawa dipenghujung senja itu.

”Tapi kek, kok rumah ini sepi sekali, kemana yang lainnya ?”. tanya Sobri lagi.

”Hmmm., Semua orang sudah pergi kerumahnya masing-masing, hanya kakek yang tinggal di rumah ini sendiri”. jawab Jaka agak lemas.

”Lha, terus siapa yang masakin kakek setiap harinya ?”.
”Ada, Adikku yang bungsu biasanya nganterin lauk-pauk ke sini setiap harinya”. Jawab jaka pasti.

”Apakah kakek merindukan anak2 kakek ?”. Tanya Sobri dengan agak sedikit ada penekanan.

”Akhh, Sudahlah sebentar lagi magrib tiba, sebaiknya kau pulang kerumah, tak baik jika magrib masih berapa di luar rumah”. Jaka mengalihkan pertanyaan itu.

”Okelah kalo begitu kek, kita sambung besok sore saja ceritanya” Sobri menyerah. Sobri tau ada rasa sakit di dalam hati Jaka hingga dia tak mau lagi meneruskan setiap pertanyaan yang masih banyak melekat di benaknya.

Ya, kakek juga mau masuk, Oya, Jika kau bertemu dengan salah satu anak kakek, bilang pada mereka, Kakek minta maaf, kakek benar2 menyesal telah menelantarkan mereka ketika masih kecil dulu”. Kata Jaka dengan nada sedih.
Sobri hanya menggangguk kan kepala. Sobri tak yakin apa kah kata maaf itu masih bisa di terima oleh anak2 Jaka yang sekarang sudah menginjak dewasa.

Akhirnya, Azan Magrib pun mulai berkumandang ketika sobri baru beberapa langkah menjauh dari rumah tua itu. 
Perasaaan sobri bercampur baur, Lucu, sedih, marah, muak dan sedikit masih penasaran.

”Kenapa ketika dalam usia tua seperti itu dia baru merasa menyesal akan semua perilakunya di masa muda dulu, apakah kejadian seperti ini tak pernah dia pikirkan sebelumnya ??”. ”Akhhhh!! Dasar manusia!!. Ketika merasa sedih baru ingat kepada orang lain, Coba kalo dia lagi senang, lagi berjaya, lupa akan segalanya”. Guman Sobri sambil melangkah menuju rumahnya.



***
Cerita ini benar adanya. Jadi jika ada kesamaan Nama, lokasi atau pun situasi yang sama. Kami mohon maaf. Tak bermaksud untuk mengejek..!!

Ku dedikasikan cerita ini kepada :
-Sahabat ku Rhya..

_Iwansteep_

Selasa, 03 Agustus 2010

”Hanya ingin berbagi...”


Malam ini aku seolah2 sedang berada di ruangan 3x4 meter di salah satu ruang rumah sakit. Aku menemui seorang dokter ahli kejiwaan atau lebih tepatnya ”psikiater” untuk berkonsultasi. Layaknya seorang pasien yang akan memeriksakan kesehatannya, aku duduk tepat di hadapan beliau.

”Apa keluhan mu wan”. sang dokter langsung ke inti masalah. Sepertinya dia tak ingin berbasa-basi. Aku sempat binggung, secara garis besar aku tak punya masalah psikis, lalu kenapa aku berada di sini ?.

”Sebenarnya bukan keluhan Dok, aku hanya ingin bercerita tentang mimpi ku yang slalu mengahantui dalam beberapa hari ini, boleh kah..?. aku sedikit ragu. Dokter itu sedikit tersenyum kecil.

”Hmm, Silakan wan, aku ini teman mu, kau boleh cerita apa saja kepadaku, Kau percaya aku kan.?”. dokter itu menyentuh pundakku untuk meyakinkan aku kembali. Aku mengangguk..,

”Ya dok, aku percaya, makanya aku ingin bercerita kepadamu.”. sang dokter tersenyum. Lalu aku mulai bercerita tentang mimpi ku kepada sang dokter yang aku percaya dapat memberikan solusi terbaik kepadaku.
***

Sudah beberapa hari ini aku terus bermimpi tentang suatu ruangan berukuran 1,5x2 meter.., Ya.., aku merasa menjadi pemilik tempat itu. Di dalamnya terdapat satu buah etalase kecil berukuran 1,5meter, sebuah meja kecil yang diatasnya komputer kesayanganku plus satu buah printer, fram2 mungil nan cantik berisi ”Miniatur Drum” kreasi ku, dan beberapa pelanggan yang sedang melihat2 atau pun mengorder barang hasil kerajinan ku. Senyumku ”Sumringah”, rasanya puas sekali hati ku. Inilah keinginan ku selama ini.

Namun tiba2, datang dua orang Pol. PP menghantam emosi ku. Salah satunya menanyakan ”Mana Surat Izin Usaha mu..?”. aku syock.!! Aku tak punya surat izin itu. ”apa yang harus aku lakukan ?”. aku emosi, dan mencaci maki mereka berdua. ”Aku ini orang susah!! modalku juga tak seberapa! jadi aku tak punya surat itu Boss!!”. dengan nada yang lantang. Semua pelanggan ku kabur di buatnya.

Salah satu Pol. PP langsung menendang etalase menghancurkan semua isi di dalamnya. Kaca2 berterbangan tak tentu arah. ”Toko mu kami tutup..!! karna tak memiliki izin!!”. kata Pol PP itu. Melihat tingkah laku mereka aku bertambah marah. Ku ambil salah satu tongkat yang sering aku gunakan untuk menopang tubuh ku ketika berjalan dan ku hantam kan di kedua kepala mereka. ”Mampus kau anjing!!”. mataku merah menyala. Darah segar memuncrat seperti sperma dari batang penis. Menempel ke dinding ada juga yang jatuh ke tanah. Lalu aku terbangun dari alam itu dengan kringat membasahi baju sampai ke celana dalam ku.

”Hmmm, menarik sekali mimpi mu itu wan”. kata sang dokter sambil tersenyum. Lalu sang dokter mengambil selembar kertas dan sebuah pena. Beliau memintaku untuk menggambarkan apa saja yang ada di otak ku saat ini.
Aku sempat berfikir dan pelan2 menggambarkan sebuah sketsa. Ya, sketsa Kios mini ku yang ada di dalam mimpi itu. Dan dokter pun kembali tertawa kecil.

”Hehehe, seberapa besar keinginanmu untuk membuka kios itu wan ?”. pertanyaan itu sedikit mengusik naluri ku.

”Besar sekali dok, tapi apa hendak di kata Ibu ku tak memiliki banyak modal lagi untuk mendukung usahaku itu”. aku lemas ketika harus membicarkan tentang ibu ku.

”Apakah penyakit ku ini berbahaya dok ?”. aku kembali bertanya.

”Tentu saja tidak wan, kau hanya butuh dorongan saja. Ini bukan masalah penyakit, tapi masalah keinginan”. ”100 % kamu sehat wan, keinginan itu yang membuat kamu tetap hidup, terus lah seperti itu sampai tubuhmu tak bisa lagi mengejarnya. Tak perlu tergesah2, pelan2 saja, suatu saat nanti keinginanmu itu akan terwujud jika kau tetap fokus akan apa yang kau kejar”. nasehat sang dokter membuat smangatku muncul kembali.

”Sekarang berbaringlah di tempat tidur itu, buatlah dirimu senyaman mungkin. Jika kau ingin tidur, tidur saja tak apa tak ada yang melarang mu”. dokter merujuk ku kesalah satu tempat tidur pasien itu.

”Buat dirimu senyaman mungkin, jika kau ingin tidur, tidurlah.”. kata2 itu membuai aku dalam dekapan malam. Lama2 mata ku mulai mengantuk, sepi, sunyi, dan akhirnya aku pun terlelap diatas ranjang pasien itu.
***

Aku seakan kembali ke dalam mimpi yang kemarin. Namun kali ini berbeda. Di atas tembok dekat jam dinding terpampang jelas Surat Izin Usaha ku. Entah dari mana aku mendapatkannya. Para pelanggan mengerubungi kios miniku itu. Aku seolah kewalahan melayaninya. ”aku tersenyum puas”. Dan tiba2 keadaannya kembali sunyi. Semua pelanggan ku diam dengan posisi mereka masing2.  Aku kaget ”ada apa ini ?”.
Perlahan sosok manusia seakan terbang mendatangi ku. Aku tak bisa bicara. Mulut ku kaku tak bisa aku gerak kan. Matanya bersinar seperti rembulan berwarna biru. Senyumnya polos seperti bayi yang baru beberapa hari di lahirkan.

”Lakukanlah apa yang mungkin bisa kamu lakukan, untuk yang tak mungkin bisa kamu lakukan, serahkan kepada Tuhan, Dia yang akan melakukannya untukmu, Percayalah”. Aku seakan tertarik kedalam matanya. Persis seperti di dalam dimensi waktu. Untuk beberapa saat aku terus terjebak di dalam lingkaran berwana yang tak bisa aku lukiskan. Lalu..

Duusssshhhh!!!. Aku terbangun dari mimpi itu. Pelan2 kembali menyegarkan ingatan ku. Mata ku menerawang ke sekeliling ruangan itu. ”akhh, ternyata aku berada di dalam kamar.

Aku tumpahkan air mineral kedalam cangkir dan menenggaknya. Ingatan ku mulai menerka2, ”Apa yang sebenarnya sendang terjadi ?”. ”Ahhkk aku tak ingat, ”Apa maksud ucapan seseorang di dalam mimpi ku itu?” ya kata2 itu seperti sebuah ”Sugesti” yang harus aku ikuti.

”Lakukanlah apa yang mungkin bisa kamu lakukan, untuk yang tak mungkin bisa kamu lakukan, serahkan kepada Tuhan, Dia yang akan Melakukan-Nya untukmu, Percayalah”.

”Akhh, terserahlah, apa pun itu, akan menjadi sebuah semangat baru untukku.”. Dan aku kembali melanjutkan kegiatan ku seperti biasa, Merakit sebuah ”Miniatur Drum” untuk aku antarkan ke toko kerajian seni di daerah ku. ”Hmmm, kapan aku bisa mempunyai Kios mini sendiri?”. Ya,Satu lagi pertanyaan yang tak bisa aku jawab. ”Entalah.”
_End_

****

Dunia 4x6 meter
Iwansteep
200510

Sabtu, 27 Maret 2010

Multiple Sklerosis 2.0

Ma, aku mau sembuh...!!
• Iwansteep

Tak terasa waktu berjalan, ternyata sudah tiga tahun aku menjalani hidup seperti ini. Berbagi nafas dan tubuh bersama dengan Dia yang terus bercokol di selah2 sumsum tulang belakangku. 

Tadinya aku berfikir bisa lebih cepat mati ketika Dia menghacurkan sistem kekebalan tubuhku dan memporak-porandakan sel2 otak kecil ku. Tapi ternyata aku salah, Dia lebih memilih menonaktifkan sebagian dari sendi2 penghubung antara ruas2 tulang punggungku sampai ke ujung jari kaki ku sehingga menyebabkan aku lumpuh dan tak dapat berjalan dengan sempurna. 

Dia sangat kejam!!. tanpa belas kasih. Dia hancurkan semua impianku, cita2ku, mimpi2ku, sampai kebebasanku untuk menikmati hidup. Tak banyak yang dapat aku lakukan saat itu. Seperti juga para dokter atau terapis yang pernah aku datangi. Semuanya hanya berakhir dengan mengucapkan kata ”SABARRRRRR!!!!”. Muak aku mendengarnya sampai2 hampir muntah seperti menelan mentah2 ”Antawali” yang pahitnya seperti racun tikus atau obat nyamuk bakar. Tapi bukan itu saja, dia juga yang menyebabkan aku harus menjalani hidup dengan memaki takdirku sendiri. Atau Memutuskan untuk tak lagi mendatangi Tuhan. Ya, aku benci Tuhan saat itu juga karna di nilai tak adil untuk ku. Dan Dia adalah Virus yang telah terkontaminasi ke dalam aliran sel darahku yang bernama ”Multiple Sklerosis” (MS). Yang konon katanya sampai saat ini di nilai langka dan belum di ketahui apa penawarnya.

Namun cerita sedih itu belum berakhir, tiap jengkal nafas yang aku hembuskan terasa sangat mencabik2 kerongkonganku ketika aku melihat canda-tawa kaum remaja-baya gontai-lunglai-tegak-berdiri diperempatan jalan, hilir-mudik-mundar-mandir seakan mengejekku yang duduk manis di atas kursi roda atau ketika aku sedang mencengkram tongkat Nabi Musa sambil mengisap cerutu kalbu. ”ahh, Bangsat kalian!!”. kata naluriku bersimbah air mata. Tak ada yang tau rasa sakit itu, hanya aku dan virus sialan itu. Lalu.. apa yang terjadi dengan orang2 yang pernah mengenal dirimu ?. atau paling tidak orang yang pernah menyatakan ”aku cinta dan perduli kepada kau”. ahh.. tak usah kau tanya kan soal itu, Bedebah para mereka!!, ketika aku tak dapat lagi berbagi canda bersama mereka, saat itu juga aku di lupakan bahkan di bumi hanguskan dari ingatan mereka. Malangnya nasib ku!!. 

Kau harus tau kawan,Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jika saja dalam hitungan jam ada 60 menit, dalam satu menit 60detik, 60 detik dapat menghasilkan 60 sekon dan 60 sekon bisa di bagi lagi menjadi 60 nano sekon. Jadi jika semua di akumulasikan ada 14 Triliyun nano sekon yang ku lewati dengan mengutuk semua masa lalu ku. Lalu.. tiba2 datang seseorang yang mengaku malaikat menyambung langkah kaki ku yang terputus. Dia menawarkan obat penghilang rasa sakit itu untuk ku dan Menjanjikan kedamaian jiwa kepadaku. Benar saja, tadinya aku berharap besar kepadanya untuk melakukan semua yang telah dia janjikan kepadaku. Tapi!! lambat laun semuanya berangsur2 berubah. Cinta dan kasih sayang yang telah dia berikan kepadaku di minta paksa untuk minta di kembalikan. Saat itu juga aku sadar tak ada yang abadi di dunia ini. Tak ada yang mau mengikat janji setia kepadaku. Apalagi untuk hidup bersama dengan orang cacat seperti diriku. ”Ohh.. kejamnya dirimu wahai ”wanita sempurna!!”. Tega kau buat aku menderita seperti ini, apakah kau tak takut akan karma yang telah kau lakukan kepadaku. Lihat aku!!. hanya orang cacat yang mencoba untuk mendaur ulang kembali. Seharusnya dari dulu kau tak perlu meyakinkan aku bahwa kamu adalah tulang rusuk ku yang terbuang. Jika ujung2nya hanya pelampiasan rasa Iba mu saja. Tho sebelum malaikat itu mendatangi kita aku sudah pernah berkata kepadamu ”aku tak butuh rasa kasihan mu”. Tapi, Aku kira kau berbeda dengan wanita yang lainnya. Sehingga mau menerima orang cacat seperti aku. Dan bodohnya,seharusnya aku sudah tau akhir dari kisah ini dari awal. Namun, apa yang kau lakukan itu benar adanya. Semua orang ingin yang terbaik bagi dirinya. Atau setidaknya tak ingin hidup dalam kesusahan. Dan kau benar, aku tak bisa menjanjikan sorga yang indah kepadamu. Terlebih lagi karna ke-cacatanku ini. Semoga kau bisa menemukan kebahagiaanmu itu dan bisa merajut benang emas untuk masa depan mu yang cemerlang. Terima kasih untuk rasa sakit yang kau berikan ini. Tanpa rasa ini mungkin aku tak pernah berfikir untuk melawan takdir ku sendiri.

Tapi sudahlah mulutku sudah kaku untuk memaki. Bagi ku semua ini hanya masa lalu ku yang kelam. Walau kejadiannya baru saja kemarin malam. Dan ketika waktu menginjak angka 00.00 semuanya harus berubah. Aku tak ingin lagi menderita seperti ini. Aku harus segera sembuh dari penyakit ini dan mengejar ketertinggalan ku. Cukup sudah semua air mata yang telah tumpah dikedua belah pipi ku selama tiga tahun terakhir ini. Atau semua makian2 yang pernah terlontar dari mulutku yang kotor. Biar.. biarkan semuanya berlalu!!

Semoga Tuhan mengampuni dosa2ku. Biar pun 14 ribu dokter menyatakan ”Kau takan pernah sembuh!!”. Tapi aku masih punya pilhan. Ya, berserah diri kepada Tuhan dan menjalani Oprasi pengambilan sumsum tulang belakang. Walau dokter menyatakan tingkat keberhasilannya hanya 5% saja. Tapi aku harus ambil semua resiko itu. Tak ada yang tau jika belum di coba. Jadi~

”Ma, berikan doa restu mu padaku. Kita tak punya banyak pilihan. Jika pun aku mati, tho ini seharusnya sudah dari dulu terjadi. Jadi aku butuh doamu Ma, aku tak ingin terus tersiksa seperti ini, rasa sakitnya terus menderu di sela2 tulang belulang ku, di tambah lagi rasa sakit yang telah mereka lakukan kepadaku. Kelak jika aku sembuh nanti.. akan ku balas semua yang telah mereka lakukan kepadaku. Aku janji itu Ma!!”. Aku janji!!. Mata ku mulai berair. Dendam itu berubah menjadi semangat. Semangat untuk menjadi yang lebih baik. Apakah itu dosa ?

”Kau benar Nak, kau harus sembuh dari derita ini. Mama rela menghabiskan semua sisa umur mama hanya untuk membayar hutang pasca oprasi nanti. Yang penting kau harus bisa berlari lagi untuk mengejar semua impianmu yang sempat tertunda!!. Mama pastikan itu terjadi untuk mu. Mama ridho dunia akhirat.”. kata beliau dengan terbata2.

Aku tak kuat mendengar kata terakhirnya, ”Ridho dunia akhirat”. dan memaksa aku harus menangis. Ada rasa sakit melebihi rasa apa pun di dalam hatiku. Bahkan serangan virus itu belum ada apa2nya di bandingkan dengan rasa itu. Benar2 menusuk jantungku dan menguras semua tenagaku. Tangis ku meledak!! meraung2 dalam pelukannya. Pikiranku kosong, yang ada hanya kedamaian, kesejukan dan ketentraman jiwa. Mungkin Ini lah rasanya kasih sayang dari seorang Ibu untuk anaknya. ”ahh, kalian takkan pernah mengerti kawan, karna kau tak pernah merasakan seperti apa yang aku rasakan, percayalah.. rasanya begitu mencabik!!”. dan Aku masih saja menangis dalam pelukan Ibu ku berharap bisa mati di sana. 

_END_

***
Ku dedikasikan catatan ini kepada :
- Ibu ku tercinta...
”Terima kasih Ma, telah melahirkan aku melalui rahim mu”

- Para Sahabat yang pernah mengurai canda-tawa....
”Aku masih di sini wahai Saudaraku, masih lumpuh dan menunggu Itikat baik dari mu”

- Wanita Sempurna..
”Semoga kau temukan seseorang yang dapat menopangmu ketika rapuh atau setidaknya menyediakan pundaknya ketika kau ingin menangis, dan ku pasti kan itu bukanlah Aku Maaf sayang....”


Dunia 4x6 Meter
25Mar2010
Iwansteep

Minggu, 24 Januari 2010

"Kontroversi"

“Kontroversi”
[Adam dan Malaikat Vs Iblis]
• Pe’eL (Penatap_Langit)


“Kau terlalu ikut campur!!” Kata Malaikat itu menghardiknya.
“Aku harus ikut campur, karna menyangkut nama baik ku!!” Iblis sedikit ngotot.
“Hahaha!! Nama baik, kau kira kau siapa!! Kau adalah Iblis yang telah di laknat Tuhan!! tidak kah kau mengerti!!” Malaikat ikut emosi.

“Aku memang Iblis tapi aku bukan salah satu yang dilaknat Tuhan,oleh karna itu aku harus memperbaiki citra ku!! aku tak perduli perbuatan jahat yang telah di lakukan oleh nenek moyang ku, tapi perlu kau ketahui, aku adalah Iblis yang berbeda!!” Iblis pun ngotot dengan argumentnya.

“Kau aneh Iblis!! apa yang membuatmu percaya diri mengatakan Kau adalah Iblis yang berbeda? apa dalil mu!!” Malaikat kini menantangnya.

“Wahai saudaraku!! kita telah tumbuh bersama-sama, aku ada di dunia itu kau pun ada, sudah berapa keturunan Adam yang sudah kita lewati, pernah satu titik pun aku melakukan kesalahan atau menjerumuskan Manusia kedalam dosa ? Pernahkah kau lihat aku yang melakukannya ?” Kini Iblis pun tak mau kalah.

“Hahaha!! Tak pernah melakukan salah katamu!! dengar Iblis!! yang pertama aku bukan saudaramu!! dan yang kedua ada beberapa kesalahan yang sudah kau perbuat!! mau tau kau dimana salah mu!! Malaikat mulai membuka buku catatan kesalahan manusia.

“Kau benar-benar sombong wahai saudaraku!! Tau kah kau, aku adalah salah satu keturunan Gollivert, sama sepertimu, Ayah dan Ibu ku adalah salah satu penjaga Sorga kesayangan Tuhan, tapi karna kesalahan Ayah ku yang bersengkongkol dengan Iblis Golldam kami semua terusir dari Sorga itu, dan perlu kau ketahui lagi, apa kah perlu menghakimi semua mahluk karna kesalahan satu mahluk ? Iblis sedikit sedih akan kejadian itu.

“Aku bukan Saudaraamu!! catat itu!! aku tak perduli dengan kejadian itu!! Iblis tetaplah Iblis, angkuh dan sombong itulah sifatnya!!” Malaikat bersih keras menentang keturunan itu.

“Baiklah wahai saudaraku!! jika itu memang mau mu!! sekarang tunjukan padaku apa saja kesalahanku yang pernah ku perbuat..?” Iblis sedikit merendah diri.

“Ok!! coba kita lihat!! kau ingat keturunan Adam yang bernama Daud!! Dia pernah melakukan Zina dengan anak keturunannya sendiri, apakah kau ingat Dia!! Kaulah yang membisikan ditelinganya ketika Dia mabuk anggur, apa komentarmu sebelum aku menunjukkan kesalahmu yang lainnya!!” Malaikat menuggu jawaban dari Iblis.

“Baiklah!! masalah Daud bukanlah kesalahan ku!! aku tak melakukan apa-apa kepadanya, bukankah engkau tau Dia salah satu manusia yang bijaksana, dan bukankah engkau juga tau, Kau ada di sana menyaksikan Dia melakukan Itu dan aku tak melakukan apa-apa kepadanya. Dia sendiri yang melakukannya, Dia berfikir sendiri dan aku tak melakukan apa-apa kepadanya, kau jangan menyakalnya!! aku berada disisi kirinya dan kau tepat berada disisi kananya!!” Iblis mengutarakan argument pembelaannya. Malaikat berdiam sejenak menyadari kejadian itu, lalu melanjutkan kembali membaca buku catatan sesalahan manuisa itu.

“Ok!! Bagaimana dengan keturunan Adam yang bernama Spitmata, Dia pernah membunuh salah satu keturunannya, dan kau adalah palima perang yang di tugaskan menggodanya. Apa argumentmu sekarang!!” Malaikat melirik dengan mata yang sinis.

“Spitmata memang pernah membunuh keturunannya,tapi tindakkannya adalah benar adanya!! Pada saat itu keturunanya yang bernama Fakriat melakukan dosa besar!! Fakriat membawa penyakit mencintai sesama jenis, bila tidak dimusnahkan penyakit itu akan menular kepada siapa pun!! aku heran kenapa kau tanyakan itu!! bukankah engkau juga palima perang saat itu yang melakukan tugas bersama ku!! Kau ada disana kan!! Jadi aku pasti tau benar kejadian itu!!” Iblis kembali mencoreng muka Malaikat itu. Malaikat kembali terdiam.

“Bagimana dengan Isa, buku catatanku mengatakan bahwa kau dan para pasukanmu merencanakan konspirasi terhadap Isa, Kau dan para pasukan mu membisikan kejahatan di telingga kaum Yahudi untuk menangkap Isa!!, kau takan bisa berkelit lagi wahai Iblis!!” Malaikat kini perapi-api.

“Isa, juga adalah salah satu manusia bijak, aku akan cuci tangan seperti halnya Raja Herodes yang merasa tak bertanggung jawab akan meyalipan Isa. Aku tak melakukan konspirasi itu. Sebagai Panglima perang aku tak punya wewenang untuk melakukan itu, tugas itu diberikan kepada Jendral Iblis Godfather. Aku hanya menyaksikan dari jauh kejadian itu, hei.. bukan kah ada engkau disamping ku.!! Aku yang mendorongmu ketika Isa kau tarik keatas langit!! ya, aku ingat sekali kejadian itu!!” Sang Iblis tersenyum. Malaikat merasa malu. 

“Sudahlah teman!! sudah ku bilang,kita tumbuh dan besar bersama-sama, kita melakukan tugas bersama-sama, apa lagi yang kau pikirkan!! aku tak sejahat yang kau bayangkan!! memang aku tak jahat!! aku mengikuti sifat Ibuku yang juga malaikat seperti mu, kau tau itu kan ? tak pernah ada titik pun aku pernah melakukan salah, makanya aku dibuang ke lembah hina ini, aku menentang pola nenek butut ku yang terus merasuki alam pikiran manusia, ayo sadarlah!! aku adalah saudaramu kawan!!” Iblis menyatakan fakta siapa dirinya yang sebenarnya. 

Malaikat pusing bukan kepalang, tak ada lagi alasan untuk menyangkal semuanya, Dia tau siapa sosok Iblis yang satu ini, tubuh dan berkembang bersama-sama bukalah isapan jempol saja, Dia benar, selama ini Iblis itu tak pernah melakukan salah. Malaikat mulai bingung apa yang harus dia perbuat. Ingin berteman tak kan pernah bisa, status sosial mereka berbeda. Baginya Iblis tetaplah Iblis yang menyesatkan jiwa manusia. Dan itu sudah di takdir kan Tuhan sebagaimana mestinya.

Malaikat berputar-putar terus berfikir bagaimana cara menyudutkan Iblis tersebut. Dia tak boleh menyerah begitu saja. Namun didalam hatinya, sebenarnya Dia sedih dengan nasib sang Iblis. Terkurung selama-lamanya karna membangkang kepada keturunannya. Ya, Iblis yang satu ini benar-benar berbeda. Dia lebih memilih dikurung dialam Dogdam selama-lamanya dari pada menyesatkan manusia untuk melakukan dosa. 

“Hei, apa yang kalian bicarakan ? sepertinya menarik telingaku” Tiba-tiba Adam sudah di antara mereka. 

“Terpujilah engkau wahai mahluk yang diMuliakan oleh Tuhan!!” bersama-sama Iblis dan Malaikat mengucapkannya.

Adam tersenyum mendengar pengakuan dari sang Iblis. Tak menyangka Iblis itu mengucapkan kalimat yang dianggap terlarang bagi kaum keturunannya. Bukan hanya Adam, tapi juga Malaikat yang kaget bukan kepalang.

“Apa yang engkau lakukan disini wahai mahluk yang di Muliakan oleh Tuhan” Iblis bertanya kepada Adam sambil mencium tangan kanannya Adam. Malaikat dan Adam terperangai oleh tingkah laku sang Iblis ini. 

“Aku hanya berjalan-jalan saja, tapi ketika aku mendengar percakapan kalian, aku merasa tertarik untuk menengahi semua ini” jawab Adam ramah tama.

“Ya, Adam sepertinya aku sangat butuh nasehatmu” kata Malaikat mendekati Adam. Bertiga kini mereka bercakap-cakap dengan ramah tama. Tak ada ke egoisan di antara mereka. Semua menerima dan mendengar kan pendapat dari masing-masing sebelah pihak. Inilah Sorga yang diinginkan oleh Tuhan selama ini. Kata Adam di dalam hati. 

Bertiga kini mereka. Ada Adam dengan kepintaran dan kebijaksanaannya, Malaikat dengan Kepatuhan dan Kepolosannya dan yang terakhir ada Iblis dengan segala pederitaan dan pengalamannya hidupnya. Sebuah keselarasan yang absolut. Seperti halnya para Yoga mengistilahkanya dengan kata keseimbangan antara Hati, Jiwa dan Pikiran. 

“Jadi apa rencanamu wahai Iblis” kata Adam sambil tersenyum.
“Tak banyak yang ku inginkan wahai Adam, biarkan aku menjadi salah satu keturunanmu, agar aku tau seberapa besar nikmat yang Tuhan berikan kepada ku” jawab Iblis dengan merendahkan diri.

“Tidak Iblis!! itu terlalu beresiko!! bagaimana jika Tuhan Tau rencanamu, bukan cuma kamu yang bahaya, tapi seluruh alam akan binasa, begitu juga aku dan semua keturunan Adam” Malaikat menentang ide cemerlang itu.

“Tuhan tak kan tau wahai saudaraku, jika tak ada yang memberi taukanNya, setelah sampai kedunia aku akan menjadi manusia seperti halnya Adam ini. Apa yang kau pikirkan serlalu berlebihan” Iblis membujuk Malaikat.

“Memangnya bagaimana cara melakukan idemu itu wahai Iblis ?” Adam kembali bertanya kepada Iblis.

“Tak kan sulit jika kalian membantu saudaramu yang lemah tak berdaya ini, aku cuma ingin dibukakan pintu antar dunia kita dengan Manusia selama satu detik saja. Selanjutnya aku yang tanggung semua resikonya sampai disana” Iblis mengutarakan rencananya.

“Tidak Iblis!! itu yang ku sebut terlalu beresiko!! kau tau sendiri ada 14 ribu pasukan Malaikat yang menjaga pintu itu. dan parahnya lagi., jika pintu itu di buka entah ada berapa mahluk dari keturunan nenek moyangmu yang akan tau bahwa pintu itu terdekteksi oleh mereka. Bukan kah engkau tau sudah berjuta-juta tahun keturunan nenek moyangmu mencari pintu itu untuk menyerang Sorga” Malaikat dengan bergetar menjelaskan ketakutannya.

“Jadi apa saranmu wahai Adam?” Kini Iblis menunggu saran dari Adam. 

“Hmm, sepertinya ada benarnya juga kata Malaikat itu. tapi apa kah kamu yakin dalam satu detik bisa menerobos lorong waktu itu ?” kembali Adam bertanya kepada Iblis.

“Ya, aku yakin bisa Adam!! bagaimana pun juga aku adalah kerutunan dua zat, Api dan Cahaya. Jadi jangan kan satu detik, seper-sekon saja aku bisa menghilang dengan cepat” Iblis meyakinkan mereka berdua.

“Tidak!! aku tak setuju!! terlalu beresiko, belum lagi jika Tuhan tau bahwa pintu yang ku jaga ini terbuka begitu saja, apa yang harus aku katakan kepada Tuhan” Malaikat masih dengan ketakutannya. 

“Kau tak perlu khawatir wahai mahluk yang setia kepada Tuhan, aku akan tanggung semuanya kalo pun benar Tuhan mengetahui kejadian itu, ingat segala yang terjadi dialam ini hanya Dia lah yang mengatur semuanya. Kita adalah mahluk yang lemah” Adam sedikit membuka pemikiran kepada Malaikat. 

“Ya, aku tau jika rencana ini berhasil semua juga karna Tuhan merestui aku ke dalam Dunia. Semua mungkin takdir Tuhan” Iblis mengimpali argument Adam.
Malaikat bertambah bingung., apa yang harus dia lakukan. Ini adalah konspirasi yang sebenarnya. Dimana tiga mahluk ciptaan Tuhan akan sedikit memberikan kejutan kepadaNya. 

Lama Malaikat mundar-mandir di hadapan mereka, Adam dan Iblis membiarkan Malaikat berfikir. Bagaimana pun juga mereka menghormati tugas dari Malaikat sebagai penjaga pintu antar dimensi itu. Malaikat benar-benar takut,terutama kepada Tuhan. Tapi disudut lainya. Malaikat tak bisa berbuat apa-apa. Karna ada Adam sebagai mahluk yang sangat dimulia kan oleh Tuhan. 

“Wahai saudaraku, tak perlu takut, sebagaimana sepengetahuanku, keturunan nenek moyang ku tak akan tau pintu itu berada dimana, karna hanya satu detik kita buka, maksimal mereka bisa mendekteksinya adalah satu menit. Dan aku tak kan mengecewakan engkau. Percayalah padaku” Iblis memohon.
“Ya, benar wahai mahluk kepercayaan Tuhan!! rencana ini akan berhasil, kita harus menolong Iblis yang lemah ini, bagaimana pun juga misinya kedunia benar-benar Mulia” Adam mengimpalinya.

“Baiklah wahai Adam, aku akan turut serta dalam rencana ini. Kapan kita melaksanankannya” jawab Malaikat pasrah.

“Malam ini, sebelum matahari muncul diufuk barat” jawab Iblis spontan.

“Ok!! semakin cepat semakin baik” Adam berkata.

“Bila semua setuju, kita sederhanakan saja rencana ini” Iblis menerangkan segala detail rencananya kepada Adam dan Malaikat.

***

Terdapat 14 ribu pasukan Malaikat berjajar mulai dari perbatasan sampai ke pintu utama ruang dimensi itu. Lenggang dengan santai Adam dan Malaikat berjalan menyusuri tiap-tiap pasukan itu. Rencana ini telah mereka susun dengan matang. Dengan kecerdasan yang Adam miliki, Iblis yang tadinya berwujud materi kini berubah non materi merasuki pikiran Adam. Ya, dengan cara itu tak ada pasukan yang mengetahui jika diantara mereka ada mahluk yang bernama Iblis menyertai Adam dan Malaikat. Sedangkan Malaikat itu sendiri adalah Palima tertinggi yang memimpin 14 ribu pasukan itu, jadi rencana itu seratus persen akan berjalan sebagaimana yang mereka rencanakan. 

Kini tiba lah mereka bertiga tepat di depan ruang dimensi itu. Mereka semua sekarang sibuk dengan tugas masing-masing. Malaikat membuka system oprasi pintu itu dengan kode pengaman yang hanya dia yang tau, sedangkan pintu itu hanya bisa dibuka oleh manusia pertama yaitu Adam. Iblis hanya melakukan peregangan otot untuk mempersiapkan terbang sekencang-kencangnya jika nanti pintu itu telah terbuka. 

“Apakah kau siap wahai Iblis?” Adam bertanya kepada Iblis.

“Ya.., aku siap kapan pun wahai Adam” jawab Iblis dengan tersenyum.

“Baiklah, pintu ini akan terbuka dengan hitungan ketiga, waktu kita tak lama, jadi kau harus cepat” Adam meyakinkan Iblis kembali.

Malaikat pun cemas bukan main. Wajahnya setengah pucat dengan nafas tak beraturan. Hitungan akan segera dimulai. Seperti roket yang akan di terbangkan ke langit, semua harus ikuti prosedur jika tak mau rencana ini gagal. 

“Satu, dua, tigaaaa!!! Go Iblis Go!!!!!!” Adam berteriak kepada Iblis. 

Pintu itu berduka dengan cepat. Sinar terang yang berasal dari balik pintu itu menyilaukan mata Adam. Malaikat hanya menyaksikannya dari jauh. Dia tak berani mendekat, bisa-bisa dia juga terseret ke dunia antar galaxi itu. Dengan sekejap mata, kini Iblis telah memasuki pusaran hitam itu. Dan rencana mereka berhasil dengan sempurna. Adam tersenyum puas, sedangkan Malaikat masih cemas dengan apa yang akan terjadi nanti. 

***

Adam kini berjalan menyusuri taman Firdaus sendirian, pemandangan disana tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Ada sungai-sungai yang mengalir jernih, pohon-pohon bernyanyi dengan merdu, juga banyak bidadari yang terbang kesana kemari melakukan tugas masing-masing. Menyusuri jalan-jalan setapak yang dikelilingi batu-batu permata kini Adam berjalan menuju kediaman Tuhan. 

Pintu itu terbuka dengan sendirinya. Cahaya putih menyinari seluruh tubuh adam. Itu bukan sekedar Ruangan yang besar. Tapi seperti Dunia di dalam Dunia. Tak ada apa-apa disana kecuali cahaya putih yang berasal dari mana-mana. Seperti dunia non materi semuanya serba putih bersih. Adam berlutut tepat menghadap arah Barat dengan wajah tak berani menatap cahaya itu. 

“Ya Allah, tidak ada Tuhan kecuali Engkau, hamba Mu ini hanya sebuah titik yang tak bermakna. Hanyalah Engkau yang Maha Besar dari segala kebesaran yang ada di Alam ini. Perintah Mu sudah hamba jalan kan dengan baik, hamba minta petunjuk Mu kembali, ampuni hamba Mu ini ya Allah” Adam berkata kepada Zat yang tak bisa digambar kan dengan mahluk yang pernah di kenal di dunia. 

“Wahai mahluk yang Ku Muliakan, kau telah menjalankan perintah Ku dengan Baik, sekarang panggilkan saudaramu Isa, dia akan melaksanakan perintah Ku selanjutnya”. Suara itu berdengung sampai ke dalam hati Adam. Adam lalu bergegas melaksanakan perintah itu. 

***

Tanggal 6 bulan 6 tahun 6666 diperbatasan Laut Mati dan Laut Merah. Tepatnya dialiran sungai Efret sebuah bayi terkatung-katung yang setiap detiknya semakin membesar. Bermata satu, memiliki tanduk seperti Naga, tak berhidung, bermulut lebar dengan lidah yang menjulur panjang keluar. Tangannya berjumlah enam, kakinya juga berjumlah enam. Seperti binatang melata bersisik dengan aroma tubuh yang menyengat. 

Dengan perlahan mahluk itu mendekati pantai. Dia bisa berjalan diatas permukaan air. Juga sekali-kali terbang menyemburkan api. Rambutnya basah tetapi tak basah. Karna seperti tentakel pada cumi-cumi. Dua orang nelayan yang pada saat itu menyaksikan mahluk itu menginjaki pantai bertanya karna heran. 

“Wahai engkau mahluk aneh!! siapakah sebenarnya dirimu?” kata seorang nelayan bertanya sambil menjaga jarak antara dia dan mahluk itu.

“Aku adalah Da’Jal aku datang untuk mengakhiri semuanya” Mahluk itu bersuara dengan berat.

Kedua nelayan itu terperangai bukan main. Kejadian ini seperti ramalan didalam KitabNya. Nelayan tersebut berlari tunggal langgang di buatnya. Beberapa saat kemudian kejadian itu tersebar hingga keplosok dunia. Bukan hanya dunia manusia tapi juga dunia Iblis.

“Da’Jal telah datang!! Da’Jal telah datang!! Tak lama lagi Dunia ini akan kiamat, Bertobatlah!! Bertobatlah.!!”. Berteriak nelayan itu sambil berlari.

-End-

Dunia Fana,17Sep09
Iwan Steep
Pujangga Yang Tersesat

NB : Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh atau pun karakter yang bersangkutan, itu hanya kebetulan saja. Seperti mengikuti judulnya, semoga saja menjadi Kontroversi.
TengQuw..

"Ketimun Bongkok"


Pasar buah Kramat Jati pukul enam pagi
Hinggar bingar suara para pedagang memecah kebisuan di pagi ini. Gaduh dengan segala aktifitas mereka. Keringat kuli panggul menetes menambah beceknya jalan yang menjadi pemandangan sehari-hari untuk para pembeli. Beginilah suasana pasar tradisional sebagian besar yang ada di Negara ini. Tapi tak perlu khawatir, peredaran uang di sini jauh melebihi plaza-plaza yang ada di sebagian kota besar. Tho faktanya sebagian besar agen atau distributor semua berawal di pasar ini. Jadi jangan takut dengan kwalitas barang yang di tawarkan di sini. Semua di jamin 159 persen halal dan di halal kan. 

Di salah satu loss di ujung gang arah dari pintu masuk sebelah timur tak kalah gaduhnya. Buah-buahan tertata rapi, cantik dan menggiurkan dahaga. Mulai dari semangka, durian sampai angur atau apple ada di sini menambah warna-warni isi tiap kios para pedagang. Ingin cari pepaya atau sayur-sayuran segar ?? Tak perlu jauh-jauh tinggal melangkah satu hasta, semuanya ada di sini. Tapi suasana riang gembira pembeli atau penjual ternoda dengan keluh kesah dari sesosok mahluk kerdil ini. Mukanya muram durja dengan ekspresi tak bersahabat. Semua teman-teman telah letih memberikan masukan kepadanya, tapi tetap tak digubrisnya. Entah sudah berapa jam Dia mengguman dan memaki pembeli yang tak mau membawanya pulang. Baginya Dia hanya mahluk cacat yang yang tak berguna. Tho akhirnya juga akan terbuang seperti hal layaknya para keturunannya. 

“Sialan!!” Upatnya lagi
 Perasaan kesalnya semakin menjadi-jadi, mana kalah sekarung mentimun baru saja tiba dan akan segara bergabung dengan dirinya. Bau mereka masih segar karna baru beberapa jam yang lalu di petik dari sebuah ladang di perbatasan kota. Muka ketimun semakin merah karna marah. Teman-teman yang baru datang ini tak berani menegurnya. Dengan sisa-sisa tenaga yang di milikinya, ketimun menjatuhkan diri dari rak pajangan dan segera bercampur dengan hitamnya tanah yang becek. 

“Hei ketimun!! apa yang kau lakukan!! tubuhmu jadi kotor tau!! dasar bodoh!!” Buah Melon mencibirnya.

“Aku ingin bunuh diri saja!! aku tak sanggup lagi tinggal di dunia ini!! aku tak mau mati busuk dengan ulat-ulat yang mengerayangi tubuh ku!” Ketimun semakin membenamkan dirinya kedalam kubangan lumpur itu. 

Hy ketimun!! kau kira cuma diri mu saja yang punya masalah dengan kebusukan!! kau baru beberapa hari disini, kau lihat aku!! aku sudah hampir tiga minggu di sini, asal kau tau saja, ulat-ulat sekarang sudah bersarang ditubuh ku, tapi sampai sekarang aku tak pernah mengeluh, karna itu sudah menjadi takdir kita sebagai mahluk yang belum beruntung” Buah Durian tampak esmosi. 

“Hei kau Durian!! tau apa kau soal keberuntungan!! aku memang baru beberapa hari di sini! tapi setidaknya kau tak cacat seperti aku., meskipun kau busuk, tapi wangi mu masih tercium semerbak, sedangkan aku, cacat dan sebentar lagi membusuk, mana ada orang yang mau membeli ku” Ketimun ikut esmosi. 

“Dasar kau Ketimun yang aneh!! tak bisa menerima takdir dari yang Maha Pemberi Kehidupan!!” Durian memakinya. 

“Kaulah yang aneh!! dasar Durian bodoh!! mau saja menelan mentah-mentah kata takdir tanpa mau mencari maknanya apa!! bagi ku takdir hanyalah kebohongan dari para orang-orang tua kita dulu yang menancapkan dogma dipikiran keturunannya. Kata takdir tercetus ketika mahluk itu tak mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan hatinya. Mengerti kamu!! Ketimun mengutarakan argumentnya. 

“Jadi maumu apa sekarang Ketimun bungkuk!!” suara dari atas langit ikut menengahi mereka. Suara itu berasal dari sesosok Burung Sorga yang sejak tadi mendengarkan celoteh sang ketimun dari atas kabel gardu listrik.
Ketimun terdiam sejenak, dia benar-benar tak menyadari bahwa sang Burung Sorga ada ditengah-tengah mereka. Otaknya berputar-putar lalu dengan lantang menantang Burung Sorga itu. 

“Aku ingin kau sampai kan kepada Sang Yang Maha Pemberi Kehidupan, bilang padaNya, Aku dan keturunan ku tak ingin menjadi ketimun yang cacat!! Mata ketimun penuh semangat.

“Jadi kamu mau jadi apa!!” Burung Sorga balik bertanya.
“Terserahlah yang penting aku tak mau menjadi Ketimun Bungkuk yang cacat dan tak berguna bagi manusia!!” Wajah ketimun semerah api.

“Kau benar-benar aneh Ketimun!! Kenapa!! kau tak temukan bentuk yang pas untuk memperkuat alibi mu ya ?, atau jangan-jangan kau tak pernah tau siapa dirimu sebenarnya?” Buah jeruk mengimpali dan membuat ketimun malu. 

“Apa kau bilang jeruk sialan!!” Ketimun memaki sang Jeruk lalu melanjutkan kembali dengan sisa-sisa tenaganya. “Kau bisa bilang begitu karna kau terasa manis dan cantik!! kalian disini tak kan bisa mengerti aku!! dan kalian tak pernah perduli dengan nasib ku atau keturunan ku. Kalian bisa mengatakan itu karna kalian tak senasib dengan diriku. Saos tartar kalian semua!!” Ketimun tak bisa lagi mengontrol emosinya. 

“Hei kau Burung Sorga, sampaikan saja pesanku kepada Sang Pemberi Kehidupan bahwa aku ingin menjadi mentimun yang normal, tak ada cacat di punggung ku. bisakah kau lakukan itu untuk ku ?” Ketimun menantang lagi Burung Sorga itu.

“Baiklah Ketimun Bungkuk, kalo cuma itu keinginanmu, tak usah capek-capek aku terbang ke langit. Sekarang saja aku bisa mengabulkan permintaan mu, sekarang bersiaplah” Burung Sorga tersenyum kepada Ketimun.

Semua buah yang ada disana terkejut bukan kepalang, bagi mereka Ketimun ini benar-benar sudah gila akan ambisinya. Mana ada mahluk yang bisa merubah kodratnya hanya dalam hitungan detik. Tapi mereka semua tak menyadari bahwa sesungguhnya Burung Sorga itu ternyata Zat Yang Maha Pemberi Kehidupan yang menyamar sabagai Burung tersebut. Begitu mereka tau, semua bersujud dan memuliakan NamaNYa.

“Sekarang apa kah kau sudah merasa puas Ketimun Bungkuk?” Zat Yang Maha Pemberi Kehidupan berkata kepada Ketimun.

“Ya, Aku sudah merasa puas wahai Zat Yang Maha Pemberi Kehidupan, terima Kasih” Ketimun menjawab sumringah.

Kini Ketimun bangga bukan kepalang, wajahnya tampan dengan bau yang segar pula. Dia yakin akan mudah terjual dengan penampilannya yang sekarang ini. Saking girangnya Ketimun berjalan dengan angkuhnya mengitari meja-meja pajangan itu dengan menginjak-injak buah-buah yang ada disana. 

“Lihat aku sekarang!! Apa kah kalian disini iri padaku!! wajah ku tampan, bauku segar, dan satu lagi kalian tak kan pernah bisa seperti aku yang berhasil merubah takdir ku sendiri!! Hahahahak!!” Ketimun tertawa dengan kerasnya dengan kedua tangan menempel di pinggang.

Memang tak dapat di pungkiri, semua buah yang ada disana iri melihat ketimun yang dulu cacat sekarang telah berubah menjadi mahluk yang tampan dan rupawan. Semua buah yang ada disana sebenarnya ingin juga seperti Ketimun Bunguk tapi malu, malu untuk mengutarakannya kepada Zat Yang Maha Pemberi Kehidupan. Terlebih lagi kepada Ketimun yang dulu pernah mereka ejek dengan argument mereka. 

Untuk sesaat kemudian kabar berita bahwa Ketimun telah berubah menjadi gagah dan rupawan telah tersebar hingga ke pelosok-pelosok loss kios pedagang. Sumpah!! mereka semua iri kepada ketimun yang berani melawan takdirnya. Bagi mereka Ketimun adalah tonggak sejarah bagi dunia buah-buahan yang telah berani melawan takdirnya sendiri. Ketimun Bungkuk mendapat gelar “Sang Penembus Batas” entah apa artinya itu. Aku pun tak mengerti arti makna kata itu. Tapi aku cukup puas melihat expresi mereka yang tak bisa seperti Ketimun Bungkuk. Dan seperti yang Ketimun katakan “Kau tak kan bisa pahami perasanku sebelum kau merasakan seperti aku rasakan!! dan mereka telah rasakan, bagaimana rasanya tak bisa menjadi sempurna seperti ketimun” hanya itu yang ada dipikiran ku saat ini. Dan mulai detik itu, tak ada lagi yang bisa mereka panggil dengan sebutan Ketimun Bungkuk, sampai sekarang nama Ketimun telah berubah menjadi “Si Segar Mentimun Sang Penembus Batas”. Nama yang panjang dan aneh..

Cerita legenda itu terus terdengar turun-temurun dari mulut kemulut hingga sampai sekarang. Aku pun terkejut bukan kepalang setelah mendengar cerita itu dari nenek ku tadi pagi. Beliau bilang tak banyak lagi yang tau cerita itu, karna memang kejadiannya telah berlalu beratus-ratus tahun yang lalu. Dan aku pun berniat untuk membukukannya. Ku pikir dari pada cerita itu hilang ditelan bumi, alangkah berharganya jika cerita itu tetap abadi. Ya, hitung-hitung melakukan sesuatu yang berharga disisa hidup ku ini. Aku yakin bukan cuma aku yang bisa mendapatkan motifasi untuk bertahan hidup di dunia ini. Tapi dengan adanya buku itu sendiri akan ada banyak orang-orang seperti aku atau mungkin orang-orang seperti Ketimun Bungkuk sewaktu sebelum perubahannya akan merasa optimis dalam menjalani hidup di dunia ini, terlebih lagi dengan kecacatan fisik atau mental yang mereka derita. Semoga saja.

****

“Ayo Nek!! ceritakan lagi bagaimana kelanjutan kisah Ketimun Bunguk setelah perubahannya ?” Aku merayu Nenekku sambil memegang pena diujung jari kaki ku. 

Ya, asal kau tau saja, sejak lahir aku seperti Ketimun Bungkuk yang tak sempurna. Aku terlahir dengan kecacatan fisik yang ku derita. Ya, aku tak memiliki kedua tangan sebagaimana orang-orang normal. Tapi aku masih bersukur masih diberikan Tuhan dua buah kaki yang dapat ku gerakan sebagaimana ku inginkan. Makan, berjalan, sampai menulis semua ku lakukan dengan kedua kaki ku ini. 

Mungkin aku tak seberuntung Ketimun Bungkuk yang begitu mudahnya bertemu dengan Tuhan dan dalam sekejap kecacatannya hilang begitu saja. Tapi dapat aku petik hikmahnya, bahwa kecacatan membuat orang bisa hidup dengan kreatif lagi. Itulah manusia, mahluk yang bisa beradaptasi dengan baik. Baik dengan lingkungan sekitar atau pun dengan anggota tubuhnya sendiri. Bagaimana pun juga kita hidup bukan mencari orang yang sempurna, tapi belajar bagaimana mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna. Dengan begitu kita bisa tau bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak sempurna. Bukan begitu

“Baiklah cucu ku, Nenek akan lanjukan ceritanya” Jawab sang nenek sambil melepas kaca matanya lalu duduk tepat di sebelah ranjang ku.

Aku dengan sigap mendengarkan kelanjutan cerita itu sambil mengunyah mentimun yang baru saja aku ambil dari dalam lemari es. Berharap semakin banyak aku makan Mentimun, semakin cepat pula tangan ku segera tumbuh. Hahahak!! Aku tertawa didalam hati. Aku tau Itu hanya hayalan ku saja. Benar-benar imajinsi yang aneh. Hahahaha…


Dunia 4x6 meter,
090909-
Iwan Steep